Minggu, 25 Maret 2018

Telepon Nyasar Khofifah Indar Parawansa

Oleh Hendri Mahendra


Jumat malam 23 maret 2018 lalu, saya iseng buka twitter. Gak nyangka! Gus Ipul jadi trending topik! Isi twit nya pasti ketebak: kampanye. Tagarnya cukup unik, #jatim2tebarjala. Lah? Kok kaya mau nangkap ikan dilaut? Tenang pemirsa, Gus Ipul dan tim suksesnya bukannya mau ikutan acara mancing mania kok. Tagar #jatim2tebarjala adalah singkatan dari Jawa Timur nomor 2 (nomor urut Gus Ipul) Pusat Ekonomi Baru Jalur Selatan.

Isi tagarnya beragam. Mulai dari pujian terhadap Gus Ipul, survei Charta Politika, klaim jatim sejahtera di tangan Gus Ipul, doa untuk Gus Ipul, sholawatan hingga jual jam tangan grosiran. Secara garis besar isi tagar tersebut masih dalam satu tujuan, yakni nyukseskan Syaifullah Yusuf meraih Jatim 1.

Hal yang paling menarik buat saya ialah postingan tentang survei Charta Politika. Lembaga survei ini pada 21 Maret lalu memang merilis hasil surveinya. Hasilnya? "Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak memperoleh 38,1 persen dan Pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno memperoleh 44,8 persen. Sedangkan yang belum menentukan pilihannya sebanyak 17,1 persen," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya. Nah, hasil survei inilah salah satu poin yang digembar-gemborkan oleh tagar #jatim2tebarjala. 

Lagi asik-asiknya scrolling tagar #jatim2tebarjala panggilan tak dikenal nampang di smartphone china saya. 

Saya: Halo bos! Iya, tenang aja, besok barangnya saya kirim kok.
Khofifah: Ini saya Khofifah, calon gubernur jatim mantan (terindah) Menteri Sosial era Jokowi JK.

Saya: Ooh.. maaf bu. Saya kira pelanggan saya..hehe. Baidewe gimana kabarnya bu Cagub?

Khofifah: Alhamdulilah sehat wal afiat, warohmah, wabarokah.. Kalau mau Jatim makin sehat pilih dong kerudung putih.

Saya: Udah promo aja nih bu. Tapi sayang, bu Khof kalah lagi dalam survei. Survei terbaru dari Charta Politika menyebut ibu kalah dari Gus Ipul-Puti.

Khofifah: Ah, kata siapa? Survei yang dilakukan oleh lembaga survei Poltracking pada 6 hingga 11 Maret lalu, memaparkan data elektabilitas Khofifah-Emil 42,4 persen. Sedangkan Gus Ipul-Puti hanya memeroleh 35,8 persen. Undecided voter atau pemilih galau sisanya, yakni 21,8 persen.

Saya: Wah jadi galau beneran ini bu. Dua survei menyatakan hasil berbeda. Eits, tunggu dulu bu Khof. Sebenarnya tak hanya survei Charta Politika yang menyebut kalau Gus Ipul unggul sementara di Jatim. Ada Polmark Indonesia yang juga menyebut elektabilitas Gus Ipul-Puti unggul atas Khofifah-Emil dengan perolehan 42,7 persen banding 27,2 persen. Sementara 30,1 persen lainnya pemilih labil, atau belum menentukan keputusan politiknya ketika disurvei.

Jadi ibu tetap kalah nih dari gus ipul. Dua lembaga survei memenangkan Gus Ipul, satu lembaga memenangkan ibu. Skor sementara 2:1. Jangan sampai salah lho bu, bukan 212 tapi 2:1.

Khofifah: Walaupun dalam tanda petik, cuma itu kan kalkulasi diatas kertas, tapi fakta dilapangan, realitas dilapangan akan bisa berbeda. Itu bukan kata saya lho, tapi kata pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago.
Saya: Jadi begini bu khof. Hasil survei kadang tak merepresentasikan keadaan yang sebenarnya. Tapi, tak bisa pula dipungkiri bahwa hasil survei sedikit banyak mampu menggambarkan hasil perhitungan suara real. Contohnya survei pilkada DKI tahun lalu. Hasil survei dengan hasil perhitungan resmi KPU tak jauh berbeda.

Khofifah: Menurut mas Hen, apa yang keliru? Sehingga hasil survei belum mendongkrak elektabilitas saya?
Saya: Sebenarnya tak ada yang keliru, namun strategi rival ibu memang lebih ciamik. Disamping itu, rival ibu adalah petahana. Ia sudah dikenal secara massal oleh publik jawa timur. Prestasi Sukarwo sebagai gubernur akan berdampak positif pula pada citra wakilnya yakni Gus Ipul. Bahasa ndesonya, rival ibu kecipratan prestasi dari citra positif Sukarwo. 

Disamping itu, strategi Gus Ipul yang tak main-main dalam Pilgub kali ini. Ia berani menggandeng Via Vallen dan Nella Kharisma sebagai istrinya. Oh, salah. Beliau berani menggandeng kedua artis dangdut koplo tersebut untuk mendulang suara di Jatim. 

Eh, tapi ibu juga menggandeng artis juga ya? Anang dan Pasha Ungu ya bu?

Khofifah: Kami mengapresiasi dukungan Mas Anang. Pada intinya, kami sudah punya bukti survei yang menyebut bahwa dukungan Mas Anang akan menambah potensi kemenangan kami.

Tim khofifah juga akan menggandeng Eko Patrio dan Anang Hermansyah, Vena Melinda (Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI), dan Pasha vokalis Ungu (Wakil Wali Kota Palu). Sedangkan di dangdut ada Danang dan Rhoma Irama.

Saya: Menurut saya nih bu, secara keseluruhan artis pendukung dari tim Khofifah-Emil kurang greget untuk membantu mendulang suara. Misalnya Anang Hermansyah. Siapa sih bu di Jatim ini yang masih betah mendengarkan lagu "Benar ku Mencintaimu tapi Tak begini"? Atau siapa sih yang masih suka dengan tembang tembang lawas dari Pasha ungu. Sebagian kelompok masyarakat Jawa Timur saat ini dari balita hingga anak muda lagunya ya bojo galak, konco mesra, jaran goyang. Itu lho bu lagu lagu dangdut koplo.

Di tim ibu memang ada  Vena Melinda, tapi dia gak bisa nyanyi. Ada bang Rhoma Irama dan Danang, tapi spirit hak e hak e nya kurang kuat bu, kurang greget lah bahasa Prancis nya.

Khofifah: Jadi saya harus gimana nih mas Hen?

Saya: Nah, daripada ibu hanya melihat kursi Jatim 1 dari balik dinding dinding kaca, menelan kekalahan dan jadi luka lama, lebih baik ibu pikir keri wae (pikir belakangan aja) menggandeng artis ibu kota seperti Anang, Danang dan kawan-kawan. Because, this is Jatim mam! Warga jawa Timur secara ikatan emosional lebih dekat dengan artis artis yang biasanya berkarya di Jatim.

Khofifah: Point pentingnya apa bos? Buruan, pulsa mahal nih!

Saya: Jadi begini bu.. Kita harus tahu terlebih dahulu mengapa Gus Ipul menggandeng artis yang sedang naik daun seperti Via Vallen dan Nella Kharisma. Menurut analisis saya, beliau menargetkan meraup suara pemilih muda atau pemilih pemula.

Tim kampanye Gus Ipul pernah menyatakan bahwa Via dan Nella adalah artis yang merepresantasikan generasi millenial, kaum anak muda. Di atas kertas, Via memiliki 5 juta sekian pengikut di instagram, pengikut Nella juga gak kalah gendut. Ia punya sekitar 2,3 Juta pengikut atau penggemar di akun instagramnya. 
Dengan dua jagoan biduan itu tim Gus Ipul sepertinya pede dan yakin mendulang suara pemilih pemula. Jangan salah lho bu, jumlah pemilih pemula itu mencakup 6,2 persen dari total keselurahan pemilih yang berjumlah 30.747.387 jiwa per maret 2018. Saya yakin, angka 6,2 persen (1.863.770 pemilih) bukan angka yang kecil buat ibu.

Khofifah: Jadi apa yang harus saya lakukan untuk menghadang 2 biduan koplo tersebut?
Saya: Untuk melawan Superman kita harus pasang Jenderal Zord. Jangan kasih Iron Man atau Flash. Karena gak imbang. Intinya, Laki tanding kalo sebanding kata iklan ektra joss: carikan lawan yang sebanding dengan popularitas Via dan Nella di Jatim. 

Taktik ini juga dipakai oleh Jokowi waktu pilpres 2014. Beliau menggandeng ibu sebagai bagian dari tim kampanyenya untuk mengimbangi pengaruh Mahfud MD yang sudah di"booking" oleh tim Prabowo.

Khofifah: Siapa kira kira lawan sebandingnya mas Hen?

Saya: Lawan yang sebanding dengan mereka ada 3 orang bu. Tasya Rosmala, Gery Mahesa dan Jihan Audy. Tiga orang ini mampu mengimbangi popularitas dan kegilaan penggemar Via dan Nella. 
Tasya Rosmala punya pengikut sebanyak 1,1 juta di Instagram. Gery Mahesa memiliki lebih dari 70 ribu pengikut, sedangkan Jihan Audi punya sekitar 500 ribu pengikut di Instagram.

Hal terpenting dari mereka bertiga adalah mereka memiliki penggemar yang loyal. Tasya rosmala misalnya, 2 kali memenangkan penghargaan penyanyi dangdut pendatang baru terpopuler di stasiun ikan terbang, Indosiar dan di MNC TV. Ada pun mekanisme pemilihan tersebut dilihat dari sms terbanyak. Artis yang mendapat sms terbanyak, dia yang jadi pemenangnya

Asal tahu saja nih bu. Di dua ajang tersebut, dua kali Nella Kharisma melawan Tasya Rosmala memperebutkan penghargaan, tapi toh yang keluar sebagai pemenang ialah Tasya Rosmala. 
 
Khofifah: Artinya walaupun Nella Kharisma memiliki pengikut Instagram yang lebih banyak, tapi Tasya yang menang karena penggemarnya lebih loyal dan rajin kirim sms.

Saya: Inggih bu. Tak hanya itu bu Khof. Tasya Rosmala alias Najwa Camila Tasya sebelum terkenal di level di nasional, ia memiliki penggemar di Instagram sekitar 500 ribu orang. Fansbase nya (SNC: sahabat najwa camila) juga sudah berusia 4 tahun. Jadi nie anak bukan artis kemarin sore yang baru saja booming, kepopulerannya di Jatim tak perlu diragukan lagi.

Khofifah: Apa istimewanya Tasya dibandingkan Via atau Nella?

Saya: Dia tak hanya istimewa sebagai penyanyi dangdut. Tapi dia sempurna seperti kata andra and backbone. Ia memiliki arete sebagai seorang penyanyi dangdut. Arete adalah bahasa Yunani kuno yang berarti adalah keunggulan atau kehebatan.

Tasya tak hanya mampu menyanyi seperti kebanyakan penyanyi koplo, tapi ia juga mampu menyanyikan lagu-lagu dangdut klasik yang biasa dibawakan oleh Rita, Rhoma Irama, dan Mansyur S. Ia juga bisa membawakan lagu dangdut melayu, yang biasa dinyanyikan oleh Iyeth Bustami. Dua genre ini, Tasya libas.

Sedangkan Via dan Nella tak cukup mampu untuk membawakan lagu lagu dari genre dangdut klasik dan dangdut melayu. Mereka berdua tak punya arete yang cukup untuk melibas lagu lagu dari 2 genre tersebut.

Khofifah: Nah, kalau Gery Mahesa dan Jihan Audy punya keistimewaan apa nih?

Saya: Kalau Jihan Audy sebenarnya sebelas duabelas dengan Via-Nella. Baik kemampuan dangdutnya maupun pengaruh massanya. Walau pengikut Instagram nya hanya 500 ribu orang, tapi ia ditopang oleh penggemar yang fanatik. Selain itu, sebagian besar pengikut Instagram nya ialah orang Jawa Timur, mengingat ia masih berstatus artis lokal. Beda dengan Via Vallen atau Nella yang bisa saja pengikut (penggemar) Instagramnya sebagian besar berasal dari luar Jatim. 

Beruntungnya, Jihan juga tergabung dalam orkes melayu ternama di Jatim: New Pallapa. Orkes melayu ink memiliki pecinta yang loyal. Lihat saja bu di Youtube, setiap New Pallapa manggung, pasti disesaki oleh ribuan penonton. New Pallapa ini tak mau kalah dengan artis dangdut. Mereka juga punya komunitas penggemar. Namanya SNP (Saudara New Pallapa). Di Instagram pengikut komunitas ini mencapai 160 ribu orang.

Setiap tahun orkes melayu ini mengadakan temu almuni. Lazimnya pertemuan ini yang selalu dihadiri oleh ribuan SNP dari seluruh daratan jawa timur. Kurang fanantik apa coba?

Lain Jihan, lain pula Gery Mahesa. Cak Gery memang penggemarnya di Instagram tidak banyak, namun ia memiliki keterkaitan kuat dengan Tasya Rosmala. 

Tahun 2016 lalu, sebagian besar penggemar musik dangdut koplo Jatim ataupun Jateng pasti kenal dengan Gery Mahesa dan Tasya Rosmala. Mereka berdua terkenal dengan lagu-lagu galau, syahdu dan lagu romantis. Saat itu mereka tergabung di orkes yang sama: New Pallapa.

Gery dan Tasya ketika berduet tidak menjual sensasi goyangan. Daya tarik mereka ialah harmonisasi suara dan chemistry kuat yang sulit ditiru oleh penyanyi koplo manapun. Album-album duet mereka pun sudah banyak terjual banyak di akar rumput seantero Jawa Timur. 

Tapi, saat ini Tasya Rosmala tak pernah lagi berduet dengan Gery. 

Khofifah: Apakah mereka sedang perang dingin?

Saya: Tak hanya perang dingin. Saat ini mereka sedang perang dunia koplo kedua. Pasalnya, Tasya Rosmala keluar dari orkes New Pallapa karena masalah pribadi dengan Gery. Tasya meloncat ke orkes saingan New Pallapa, OM Adella.

Peristiwa ini cukup pelik. Karena setelah keluar dari New Pallapa, para penggemar Tasya dan Jihan kerap adu mulut, saling membanding kelebihan masing-masing idola mereka. Puncaknya, Tasya tak diundang di acara tahunan pertemuan Saudara New Pallapa (SNP).

Walau penggemar Jihan dan Tasya kerap berseteru di dunia maya, namun masih banyak penggemar Tasya maupun Gery yang tak bisa move on dari duet mereka. Mereka kadang bikin tagline “Kami Rindu Gersya (Gery-Tasya) duet Mesra di New Pallapa,”  mengharap duet romantis mereka kembali terulang.

Disinilah, tugas bu Khofifah. Jika Gus Ipul menyatukan perang dingin penggemar Via Vallen dan Nella Kharisma, Bu Khof bisa meniru dengan menyatukan Tasya Gery Jihan dan fans New Pallapa. 

Keuntungan menyatukan mereka cukup logis. Jika dikalkulasikan, di Jawa Timut Tasya paling tidak punya penggemar di Instagram sekitar 500 ribu orang, Jihan 500 ribu orang, Gery 70 ribu orang, dan penggemar orkes New Pallapa 160 ribu orang. Diatas kertas jumlahnya penggemar mereka 1.230.000 orang. Belum termasuk sopir-sopir truk atau buruh yang tak punya akun Instagram. Ini bisa menjadi modal bu Khofifah untuk mendulang suara di Pilgub nanti.

Khofifah: Tapi, saya ini kan citranya agamis. 

Saya: Oh, jangan Khawatir bu. Tasya Rosmala artis koplo multitalenta. Dia mampu menyanyikan lagu-lagu religi maupun lagu berbahasa Arab. Di Youtube ada beberapa video Tasya yang menyanyikan lagu Asyiqol Musthofa, Kisah Rosul dan lain sebagainya. Via atau Nella belum tentu lho bu bisa nyanyi bahasa Arab. 

Maklum, Tasya adalah siswa Madrasah Tsanawiyah di Bangil Pasuruan. Ia juga mengikuti Madrasah Diniyah disore hari. Insyaallah bahasa Arabnya jelas lebih cas cis cus ketimbang Via atau Nella..hehe

Khofifah: Sebentar, Tasya ini usia berapa ya? Kok masih sekolah?

Saya: Tasya seumuran dengan Jihan. Usia mereka 14 tahun. Dan mereka masih perawan bu.

Khofifah: Wah, gawat nih. Menurut Undang Undang pemilu seseorang yang belum berusia 17 tahun dan belum menikah tidak diperbolehkan untuk dimobilisasi dalam kampanye.

Baidewe, ini A.M Hendropriyono mantan kepala BIN bukan? 

Saya: Bukan bu Khof. Saya Hendri Mahendra dari negara api yang tak suka kekerasan dan tak pernah menyerang.

Khofifah: Ooh.. Jadi anda menipu saya daritadi. Saya kira ini Hendropriyono mantan kepala BIN? Diam disitu, saya akan panggil tim ciber kepolisian. Anda sudah menipu saya!

Saya: Jangan bu Khof. Saya ini cuma orang kecil. Please ya bu, jangan kriminalisasi saya. Gak gak lagi deh!

Tiba-tiba smarphone China saya berdering kencang. KRIIING KRIIING KRIING!! Saya terbangun.
Hufft.. Ternyata panggilan telepon dari bu Khofifah cuma mimpi[]

Catatan: Data data yang ada ditulisan ini sesuai fakta yang penulis ambil dari laman kompascom, tribunnews dan detikcom. Adapun kalimat-kalimat pertanyaan dan kalimat basa basi dari Khofifah ialah fiksi   










Tutorial Mengaktifkan Imajinasi ala Rocky Gerung

Jagat raya Indonesia lagi heboh. Rocky Gerung, salah satu pengajar mata kuliah filsafat Universitas Indonesia di acara Indonesian L...